Peluncuran Trayek Baru Leuwiliang–Ciampea Ditunda, Fosmaddu Minta Dishub Kaji Ulang

IMG 20250605 122346 978
0 0
banner 468x60
Read Time:2 Minute, 12 Second

KAB.BOGOR, LEUWILIANG – Meski telah mendapatkan dukungan penuh dari Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) di tiga wilayah, yakni Leuwiliang, Cibungbulang, dan Ciampea, peluncuran trayek baru Leuwiliang–Ciampea masih belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Trayek yang dirancang untuk menghubungkan berbagai titik strategis ini akhirnya mengalami penghentian sementara. Kamis (05/06/2025)

Trayek baru tersebut rencananya akan melewati rute yang dimulai dari Terminal Leuwiliang/Bis MGI – Pasar Leuwiliang – Galuga – Dukuh – Cijujung – Ciaruteun Ilir – Ciampea – Pasar Ciampea Lama – hingga ke Terminal Pasar Ciampea Baru. Jalur ini dianggap strategis karena menghubungkan kawasan pasar, terminal, dan sejumlah titik pemukiman serta pusat aktivitas warga.

Namun, peluncuran trayek baru itu terpaksa ditunda sementara lantaran masih banyak faktor yang dinilai belum memadai, terutama terkait kondisi jalan serta sarana dan prasarana pendukung. Keputusan penghentian sementara ini diambil setelah dilakukan musyawarah bersama berbagai pihak terkait.

Musyawarah tersebut berlangsung di aula kantor Terminal Leuwiliang dan dihadiri oleh sejumlah elemen penting seperti Forum Warga Cibungbulang (FWC), Aliansi Masyarakat Untuk Pemekaran Bogor Barat (AMUK Bobar), Forum Masyarakat Desa Dukuh (Fosmaddu), BPPKB, PSI, PP, Polsek Cibungbulang, Polsek Leuwiliang, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP Leuwiliang.

Para peserta musyawarah sepakat bahwa peluncuran trayek baru harus didukung oleh kesiapan infrastruktur yang layak demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan serta kelancaran operasional transportasi. Pihak Dishub bersama unsur Forkopimcam akan melakukan evaluasi lanjutan dan menyusun langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

“Saat ini kami dari forum masyarakat dari empat desa yakni Galuga, Dukuh, Cijujung, dan Ciaruteun Ilir, memutuskan untuk meminta penghentian sementara peluncuran trayek Leuwiliang–Ciampea. Kami menilai proyek ini belum layak dijalankan karena kondisi infrastruktur jalan yang masih sempit dan belum memadai dan juga berbagai sarana penunjang lain nya belun tersedia terutama untuk akses anak-anak sekolah yang selama ini sudah terbiasa berjalan kaki karena sistem zonasi. Kami menuntut evaluasi menyeluruh kepada pihak dinas perhubungan dan pemerintah terkait untuk mengkaji kembali urgensi, kesiapan, dan dampaknya terhadap lingkungan serta aktivitas warga. Jangan sampai proyek yang belum matang justru menimbulkan masalah baru seperti kemacetan atau risiko keselamatan. Prinsipnya, evaluasi dulu secara komprehensif, baru ambil keputusan,” ujar Irfan Lubis, Sekjen FOSMADDU

Baca Juga :  Kecamatan Leuwiliang Gandeng Dinas Koperasi Gelar Bimtek dan Pembekalan Bagi Pengurus KDMP

Sementara itu, Tokoh Pemuda Desa Cijujung, Komeng menilai mengenai dibutuhkan tidaknya angkutan Kota (Angkot) yang melintasi desa.
“Tentunya kita kroscek dulu kelapangan, sebetulnya ini masih pro dan kontra, ada yang butuh dan ada juga yang nggak. Untuk kelayakan bisa dibilang ini belum layak masuk mengingar masih banyak yang belum memadai seperti, lampu penerangan terus jalan juga dan sarana penunjang lainnya.” pungkasnya.

Meski tertunda, semangat untuk membuka akses baru antara Leuwiliang dan Ciampea tetap kuat, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat terus bersinergi demi terciptanya solusi terbaik bagi semua pihak.(*)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
banner 300x250

Related posts

banner 468x60