Pemberantasan Korupsi di Pertamina, Momentum Prabowo Benahi Tata Kelola Migas Indonesia

IMG 20250315 WA0018 1742019531 1581687293
0 0
banner 468x60
Read Time:2 Minute, 48 Second

JAKARTA – Pengungkapan sejumlah kasus korupsi yang dilakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini turut menjadi perhatian Koordinator Forum Aktivis Untuk Pemerintahan Bersih, Jufri Yadi.

Salah satu yang paling mendapatkan perhatian publik adalah kasus dugaan korupsi yang terjadi di PT Pertamina Patra Niaga yang merupakan subholding PT Pertamina.

Jufri Yadi menyatakan, terungkapnya dugaan kasus korupsi tersebut merupakan bukti komitmen pemerintahan Prabowo terhadap pemberantasan korupsi.

Namun, menurut Jufri, ada satu hal yang cukup menganggu dirinya, yakni munculnya tudingan sejumlah pihak yang menyatakan adanya upaya ‘pergantian pemain’ dalam kasus korupsi tersebut.

Sebagai salah satu praktisi hukum dan mantan aktivis mahasiswa, Jufri mengaku sangat menyayangkan pernyataan itu.

Menurutnya, tudingan tersebut sangat berbahaya karena bisa memunculkan citra negatif pemerintah, di tengah upaya pemberantasan korupsi yang massif.

“Nah, ini kan merupakan kalimat distrust terhadap keinginan pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi,” ujar Jufri kepada awak media, Sabtu (15/3/2025).

Jufri yakin, dalam menangani kasus dugaan korupsi di Pertamina, aparat penegak hukum tidak akan sembarangan dalam menetapkan tersangka.

Menurutnya, dalam kacamata hukum, seseorang tidak akan ditetapkan sebagai tersangka tanpa alat bukti yang kuat.

“Berdasarkan profiling para tersangka, baik yang ada di Pertamina maupun yang ada di beberapa tempat, memang terindikasi kuat tentu aparat penegak hukum sudah memiliki alat bukti yang sudah ada,” ungkapnya.

IMG 20250315 WA0020 1742019212 880370620

Karena itulah, lanjut Jufri, ini adalah momentum yang tepat bagi pemerintahan Prabowo Subianto untuk melakukan bersih-bersih di sektor tata kelola minyak Indonesia.

Dan karena itu pula, langkah ini harus didukung oleh segenap masyarakat Indonesia, bukannya malah melemahkan pemerintah dengan isu negatif, seperti adanya upaya ‘pergantian pemain’ yang diembuskan pihak-pihak tertentu.

Baca Juga :  Supervisi Kehumasan di Jajaran PMJ, Tingkatkan Pelayanan Publik

“Framing pemberitaan di media maupun persepsi yang menyatakan adanya pergantian pemain yang berkembang, itu sama sekali tidak benar, ini adalah komitmen pemerintah untuk membenahi tata kelola minyak di Indonesia,” tegas Jufri.

Selain Jufri Yadi, praktisi hukum dan advokat Saor Siagian juga ikut angkat suara terkait upaya pemberantasan korupsi di era pemerintahan Prabowo Subianto.

Ia menyatakan, upaya Prabowo dalam menyikat habis para koruptor harus didukung oleh semua pihak.

Dalam pandangannya, Prabowo nampak tidak main-main dalam melakukan hal tersebut, termasuk dalam kasus korupsi di tubuh Pertamina.

“Pertamina ini kan dashyat sekali korupsinya, presiden tak boleh setengah-setengah,” ujar Saor dalam keterangannya, Sabtu (15/3/3035).

Dan terkait dengan adanya isu ‘pergantian pemain’ dalam kasus tersebut, Saor melihat hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.

IMG 20250315 WA0019 1742019320 502365488

Menurutnya, pengungkapan kasus korupsi di Pertamina oleh Kejaksaan Agung adalah upaya untuk membersihkan BUMN itu dari orang-orang yang berupaya menggerogotinya.

“Orang boleh saja mengatakan itu (ganti pemain), tapi saya melihatnya ini sebagai upaya untuk membersihkan (Pertamina),” jelasnya.

Sepak terjang Riza Chalid

Jufri juga menyoroti dugaan keterlibatan anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Adrianto Riza, dalam kasus korupsi tersebut.

Menurut Jufri, Riza Chalid adalah salah satu sosok yang memiliki reputasi buruk di sektor migas di Indonesia.

Dan karena sepak terjangnya, Pertamina Energy Trading Limited atau Petral dibubarkan di periode awal pemerintahan Jokowi.

Petral adalah anak perusahaan dari Pertamina PT Pertamina (Persero), yang dibubarkan karena dianggap terdapat praktik mafia Minyak dan Gas (Migas).

“Meski sudah dibubarkan, jaringan lama Riza Chalid di Petral diduga masih ada dan bermetamorfosis,” tutur Jufri.

Terkait hal itu, Peneliti Lembaga Kajian Geopolitik dan Bisnis (LKGB), Ferdian Kebe membenarkan pernyataan Jufri.

Baca Juga :  Bareskrim Akan Periksa Abu Janda Terkait Dugaan Rasisme dan Kasus Cuitan ‘Islam Agama Arogan’

Menurut Ferdian, Riza Chalid memang seorang pemain di importir migas dan menguasai tata kelola migas di Indonesia.

“Riza sudah terkenal dengan reputasinya yang kurang baik di dunia migas, kiprahnya menyebabkan Petral, anak perusahaan Pertamina di Singapura, ditutup,” ungkapnya.(*)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
banner 300x250

Related posts

banner 468x60