Anies Baswedan Akan Kembali Maju Sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta, Ini Kata Aktivis’98

IMG 20240826 WA0027 1724653188 1468734411
Anies Baswedan berpeluang kembali dicalonkan di Pilkada Jakarta (sumber: Instagram @aniesbaswedan)
0 0
banner 468x60
Read Time:2 Minute, 15 Second

JAKARTA – Sinyal Anies Baswedan akan kembali maju sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta diperkirakan akan semakin menguat.

Sosok Anies cukup mendapatkan sorotan publik, khususnya warga Jakarta, jelang Pilkada Serentak 2024.

Hal ini lantas mendapatkan tanggapan dari Aktivis 98, Yoega Diliyanto. Ia mencermati sosok Anies dan rekam jejak politiknya.

Menurut Yoega, sosok Anies cukup berisiko jika kembali diberikan kesempatan untuk maju sebagai calon gubernur Jakarta.

Menurutnya, Anies memiliki rekam jejak yang kelam di bidang politik, khususnya yang terkait dengan SARA dan politik identitas.

“Hal itu terlihat ketika Anies menggunakan isu agama dan berkoalisi dengan kelompok radikal di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu,” ujar Yoega dalam pernyataan persnya di Jakarta, Senin (26/8/2024).

Ketika itu, lanjut Yoega, warga Jakarta melangsungkan pilkada dalam suasana yang tegang. Dikotomi dan polarisasi warga terjadi sehingga rentan timbul gesekan.

Hal ini terlihat dengan adanya tekanan pada kelompok yang berseberangan dengan pendukung Anies.

Salah satu yang mencuat adalah ketika sekelompok orang menolak menyalatkan jenazah Nenek Hindun, yang saat itu tidak mendukung Anies dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

IMG 20240826 WA0026 1724653416 1758154959
Yoega Diliyanto, Aktivis ’98 (sumber: Istimewa)

“Isu agama seakan dijadikan legitimasi oleh Anies dan pendukungnya untuk meraih kekuasaan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Yoega juga kembali mengingatkan bagaimana Anies pernah membuat pernyataan yang mengarah pada perpecahan, dengan menggunakan diksi pribumi, sesaat setelah ia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi saat ini sudah tidak relevan dan cenderung berbahaya jika digunakan, karena bisa memecah belah masyarakat,” tambah Yoega.

Langkah serupa juga ditunjukkan Anies ketika berlaga di Pilpres 2024 lalu. Menurut Yoega, pihak-pihak yang mendukung Anies saat itu memiliki karakteristik yang sama dengan pendukungnya di Pilkada DKI sebelumnya.

Baca Juga :  Hoaks Virus Corona Beredar, Wakapolri: “Masyarakat Jangan Panik”

Yoega mengingatkan, untuk hal itu semakin membuat citra Anies makin lekat dengan sosok yang intoleransi dan gemar menggunakan identitas SARA untuk meraih ambisi politiknya.

Karena itulah, Yoega menyayangkan jika ada kelompok nasionalis yang ingin merangkul Anies dan mengusungnya menjadi bakal calon Gubernur Jakarta.

Menurut Yoega, langkah itu menjadi kontradiktif, sebab citra dan rekam jejak Anies di bidang politik jauh dari nilai-nilai nasionalisme.

“Kelompok nasionalis sejatinya melihat rekam jejak si calon, terutama reputasi dalam isu intoleransi, agar bisa menjadi catatan,” tegas Yoega.

Ia menambahkan, kelompok nasionalis sejatinya selalu mengupayakan persatuan bangsa dan menolak segala bentuk perpecahan bangsa, terlebih dalam momentum pesta demokrasi seperti Pilkada.

“Pilkada harus jadi alat pemersatu, namun perlu diingat jangan semata karena kepentingan pragmatis lalu cacat integritas bisa dilupakan dan digunakan sabagai alasan beroposisi,” jelas Yoega.

Ia juga menegaskan, pengusungan Anies oleh kelompok nasionalis merupakan bentuk pengkhianatan terhadap demokrasi dan tentunya akan menjadi langkah politik yang menyakitkan untuk para korban politik identitas, khususnya di Jakarta.

“Kita semua, khususnya warga Jakarta, sudah pernah melewati masa kelam itu, kini jangan sampai terulang lagi,” pungkasnya.(*)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
banner 300x250

Related posts

banner 468x60