KAB.BOGOR, LEUWILIANG – Tradisi budaya Seren Taun 2025 di Kampung Adat Kasepuhan Cigoong kembali digelar dengan semarak dan penuh makna. Dalam rangkaian acara adat tersebut, Kepala Desa Puraseda, Asep Ruhiyat, secara khusus dijemput oleh pengiring adat dari Kasepuhan Cigoong, diiringi arak-arakan dongdang berisi hasil bumi sebagai simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta.
Kehadiran Kepala Desa menjadi bagian penting dalam prosesi Seren Taun yang mengusung tema “Ngajaga Ngariksa Jeung Ngaraksa Kana Tali Paranti Pamake Kolot Baheula”, yang berarti menjaga, merawat, dan melestarikan nilai-nilai leluhur yang diwariskan secara turun-temurun.
“Ini bukan hanya acara seremonial semata, tetapi menjadi pengingat bagi kita semua bahwa budaya adalah akar jati diri kita. Kasepuhan Cigoong telah menjadi benteng pelestari tradisi, dan saya merasa terhormat bisa turut serta dalam prosesi ini,” ujar Asep Ruhiyat saat ditemui di lokasi acara, Minggu (13/7/2025).
Menurut Asep, kegiatan Seren Taun yang rutin digelar tiap tahun ini tak hanya menjadi momen sakral bagi warga adat, tetapi juga menjadi ruang edukasi budaya bagi masyarakat luas. Arak-arakan dongdang yang dibawa oleh warga dari berbagai wilayah juga menjadi simbol persatuan, kekuatan gotong royong, dan keberkahan dari hasil bumi yang diperoleh.
“Saya mengapresiasi seluruh panitia, sesepuh, dan masyarakat Kasepuhan Cigoong yang tetap konsisten menjaga budaya warisan leluhur. Ini adalah warisan tak ternilai, dan kita semua bertanggung jawab melestarikannya,” tambahnya.
Acara Seren Taun kali ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan budaya, seperti pawai budaya, gelaran tumpeng, seni tari tradisional, hingga puncaknya yaitu pagelaran Wayang Golek. Ribuan warga dan pengunjung dari luar daerah turut menyaksikan dan meramaikan acara ini.
Dengan semangat pelestarian budaya, Asep Ruhiyat berharap kegiatan seperti Seren Taun dapat terus dijadikan agenda rutin tahunan yang tidak hanya melibatkan warga adat, tetapi juga generasi muda dan pihak pemerintah sebagai wujud nyata pelestarian kearifan lokal di tengah arus modernisasi.