Selain itu, TPNPB juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap warga sipil, termasuk tukang ojek dan pekerja tambang.
“Serangan tersebut tidak hanya menyebabkan korban jiwa tetapi juga menghambat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua, dan tentunya membuat warga takut menjalankan aktivitas sehari-hari,” ungkap Ferdian.
Selain aksi kekerasan fisik, lanjut Ferdian, TPNPB juga aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial untuk mempengaruhi opini publik.
Dalam pengamatannya, TPNPB-OPM sering kali memutarbalikkan fakta dan menyebarkan informasi yang menyesatkan guna mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional.
“Mereka lantas menuding TNI-Polri ada di balik serangkaian terror tersebut. Hal ini semakin memperumit upaya pemerintah dan TNI dalam menjaga stabilitas di Papua, karena itu saya imbau masyarakat lebih selektif dalam memilih media, utamakan media yang tak terindikasi proxy,” tutup Ferdian.